House itu sebuah bangunan fisik. Kamu bisa berada di dalam, di atas atau di luar gedung itu. Kita bisa menentukan keberadaan kita dengan persis dibandingkan dengan gedung fisik itu.
I am in the house.
Aku berada persis di dalam rumahnya.
I am on top of the house.
Aku berada persis di atas rumahnya.
I am outside the house.
Aku berada persis di luar rumahnya.
Tapi buat penutur bahasa Inggris, kata home punya makna yang lebih terasa di dalam hati. Konsep home itu lebih luas dari gedung saja.
I’m at home.
Aku berada di rumah.
Kalimat di atas tidak maksud kita berada persis di dalam gedung rumah. Kita misalnya bisa berada di dalam halaman rumah kita. Home melibatkan halaman, garasi, dan tempat lain yang kita menganggap sebagai bagian dari rumah kita.
Konsep ini juga menjadi alasan kita bisa menganggap daerah lebih luas sebagai home juga. Kita bisa menganggap desa, kota atau negara sebagai home juga.
This is my home town.
This is my homeland.
Itu perasaan yang lebih dalam. Tempat yang rasa nyaman buat kamu. Tempat yang kamu menganggap sebagai bagian dirimu sendiri.
Kita juga bisa hidup dalam suatu house, tapi tidak merasa itu home.
I lived in that house for six years, but I never really felt like it was my home.
Aku tinggal di rumah itu buat enam tahun, tapi aku tidak pernah rasa nyaman di tempat itu.
Dalam kalimat di atas, aku tidak menganggap rumah itu sebagai Home. Jika tidak rasa nyaman, house itu bukan home.
Dengan konsep yang sama, jika kita mengajak teman untuk menginap di rumah kita, untuk membuat dia merasa lebih nyaman kita akan minta dia untuk menganggap rumah kita sebagai home.
Make yourself at home.
Silahkan buat dirimu nyaman.
Jika kita merasa nyaman di tempat selain rumah kita sendiri, kita bisa menganggap tempat itu sebagai “second home”.
It’s my second home.
Itu tempat yang rasa nyaman buat aku dan aku menganggap itu sebagai rumahku sendiri.
Penjelasannya sangat mudah dimengerti . Singkat , padat dan jelas.