Never Ever Misuse “Ever” Ever Again






“Ever” bisa dikatakan kata yang paling sering salah digunakan. Membaca artikel ini untuk mengerti caranya menggunakan “ever” dengan baik dan benar.

 

Introduksi

Kenapa kata “ever” sering salah digunakan dan membuat orang bingung? Sebenarnya, alasan utama itu karena “ever” sering dikaitkan dengan kata “pernah”. Memang banyak kamus dan banyak sumber lain menerjemahkan kata “ever” sebagai “pernah”, tapi ini agak keliru dan menjadi alasan banyak orang Indonesia membuat kalimat yang aneh buat penutur asli bahasa Inggris.

Ada beberapa hal utama yang kita harus paham:

Menekankan Pertanyaan

Kita menggunakan “ever” dalam pertanyaan untuk meletakkan tekanan kepada pertanyaannya. Saat menggunakan “ever” dalam pertanyaan, kita tidak hanya tanya jika sesuatu pernah terjadi/dilalukan atau akan terjadi/dilalukan. Tapi kita menggunakan “ever” untuk:

1) Tanya apa hal tertentu pernah terjadi setidaknya satu kali saja.

Di sini, “ever” digunakan untuk tanya jika sesuatu hal tertentu pernah terjadi satu kali saja.

Have you been to Jakarta?
Apa kamu pernah ke Jakarta?

Have you ever been to Jakarta?
Apa kamu pernah ke Jakarta setidaknya satu kali saja?

Did he say sorry?
Apakah dia minta maaf?

Did he ever say sorry?
Apakah dia minta maaf setidaknya satu kali saja?

Do you think about me?
Apa kamu memikir tentang aku?

Do you ever think about me?
Apa kamu sudah memikir tentang aku setidaknya satu kali saja?

2) Tanya apa hal tertentu akan bisa terjadi suatu saat nanti.

Di sini, “ever” digunakan dengan makna “suatu saat nanti”, tapi ada perasaan bahwa itu mungkin tidak akan terjadi.

Can you forgive me?
Apakah kamu akan bisa memaafkan aku?

Can you ever forgive me?
Apakah kamu akan bisa memaafkan aku suatu saat nanti?

Will we meet again?
Apa kita akan bertemu lagi?

Will we ever meet again?
Apa kita akan bisa bertemu lagi suatu saat nanti?

3) Tanya mengapa suatu hal tertentu pernah dilalukan.

Di sini, tekanan mengasih makna terkejut. Intinya kita tidak bisa paham mengapa sesuatu terjadi.

Why did he think it was a good idea?
Kenapa dia berpikir itu ide yang bagus?

Why did he ever think it was a good idea?
Kenapa iya dia berpikir itu ide yang bagus?

When did I say that?
Kapan aku pernah bilang itu?

When did I ever say that?
Kapan iya aku pernah bilang itu?

Menekankan Kalimat Negatif

Ada dua tipe kalimat negatif. Yang satu memiliki kata “not” ataunya singkatanya “-n’t”. Tpe kedua menggunakan kata yang lain yang memiliki artinya yang negatif. Dalam kedua tipenya, “ever” berfungsi untuk menekankan kalimatnya.

1) Tipe pertama menggunakan “not” dengan “ever”

Di sini, “ever” punya makna “sama sekali”.

Don’t speak to me again.
Jangan berbicara dengan aku lagi.

Don’t ever speak to me again.
Jangan sama sekali berbicara dengan aku lagi.

I never want to see you again.
Aku tidak ingin bertemu dengan kamu lagi.

I never ever want to see you again.
Aku tidak sama sekali ingin bertemu dengan kamu lagi.

I can’t forget what you said to me.
Aku tidak akan bisa lupa apa yang kamu katakan kepadaku.

I can’t ever forget what you said to me.
Aku tidak sama sekali akan bisa lupa apa yang kamu katakan kepadaku.

2) Tipe kedua adalah kata yang punya makna negatif seperti hardly, rarely, never, without, nobody dll…

Di sini “ever” punya makna “sama sekali tidak” atau “tidak ada satupun”.

I hardly sleep at night.
Aku jarang tidur saat malam.

I hardly ever sleep at night.
Aku hampir sama sekali tidak tidur saat malam.

He rarely smiles.
Dia jarang tersenyum.

He rarely ever smiles.
Dia hampir sama sekali tidak tersenyum.

Nobody speaks to her.
Tidak ada orang yang berbicara dengan dia.

Nobody ever speaks to her.
Tidak ada satupun orang yang berbicara dengan dia.

We drove all day without seeing another car.
Kami naik mobil sepanjang hari tanpa melihat mobil lain.

We drove all day without ever seeing another car.
Kami naik mobil sepanjang hari tanpa melihat satupun mobil lain.

Nothing could change the way I think about you.
Tidak ada hal yang bisa mengubah perasaanku kepadamu.

Nothing could ever change the way I feel about you.
Tidak ada satupun hal yang bisa mengubah perasaanku kepadamu.

Menekankan Sifat

1) Menekankan sifat

My ever-loving wife.
Isteriku yang selalu mencintai.

Physics is an ever-developing field.
Ilmu fisika adalah ladang yang selalu berkembang.

With ever-decreasing profits, the company was forced to close.
Dengan laba yang selalu berkurang, perusahaannya terpaksa tutup.

He’s ever the gentleman.
Dia selalu pria sopan.

2) Ever so dan Ever such

Untuk menekankan bahwa sifat dimiliki dengan kelebihan. Menekankan sifat dengan ever so dan ever such juga lumayan formal.

I feel so cold.
Aku rasa sangat dingin.

I feel ever so cold.
Aku rasa sangat dingin sekali.

She was such a kind person.
Dia seseorang yang sangat baik.

She was ever such a kind person.
Dia seseorang yang sangat baik sekali.

3) Comparative – Lebih mahal dari; Lebih tinggi daripada dll…

Di sini, kita membandingkan sifat dan bilang sifatnya lebih kuat dari yang kita bayangkan, mengingat dll… atau lebih kuat dari waktu kapan saja sebelumnya.

This drink tastes better than I imagined.
Minuman ini rasa lebih enak daripada aku bayangkan.

This drink tastes better than I ever imagined.
Minuman ini rasa jauh lebih enak daripada aku bayangkan.

You look happier.
Kamu terlihat lebih bahagia.

You look happier than ever.
Kamu terlihat jauh lebih bahagia dari waktu sebelumnya.

4) As Ever.

Di kalimat yang menggunakan “as ever”, kalimatnya punya intinya bahwa sifat yang dibahas “selalu” dimiliki atau berada.

He looks happy.
Dia terlihat bahagia.

He looks as happy as ever.
Dia selalu terlihat bahagia.

Even though she was angry, she was still polite and friendly.
Walaupun dia marah, dia tetap sopan dan ramah.

Even though she was angry, she was as polite and friendly as ever.
Walaupun dia marah, dia tetap sesopan dan seramah seperti biasa.

They couldn’t agree.
Mereka tidak bisa sepakat.

As ever, they couldn’t agree.
Mereka tidak bisa sepakat seperti biasa.

5) Superlative – Yang termahal; Yang paling tinggi dll…

Di sini, kita menekankan tingkat sifatnya yang paling kuat dan tidak ada taranya.

This is the best book I have read.
Ini buku paling bagus yang aku pernah baca.

This is the best book I have ever read.
Ini buku paling bagus yang aku pernah baca selama hidupku.

This is the ugliest dress I have seen.
Ini baju paling jelek yang aku pernah melihat.

This is the ugliest dress I have ever seen.
Ini baju paling jelek yang aku pernah lihat selama hidupku.

This is the best cake!
Ini kue paling enak!

This is the best cake ever!
Ini kue paling enak yang aku rasakan selama hidupku.

This is the tallest building.
Ini gedung paling tinggi.

This is the tallest buiding ever.
Ini gedung paling tinggi yang dibangun selama-lamanya.

6) Ever since

“Ever since” punya makna bahwa sifat tertentu selalu dimiliki atau berada sejak waktu tertentu.

Ever since we first met, we have been great friends.
Sejak kali pertama kali bertemu, kami selalu menjadi teman yang baik.

She has lived alone ever since her husband died.
Dia selalu berhidup sendirian sejak waktu suaminya meninggal dunia.

Penggunaan Lain

1) If (kapan saja)

Saat “ever” digunakan dengan “if”, itu punya makna kapan saja, atau “suatu saat nanti”.

If you are in Jakarta again, you should come and visit me.
Jika kamu berada di Jakarta lagi, kamu harus mengunjungi aku.

If you are ever in Jakarta again, you should come and visit me.
Jika kamu suatu saat nanti berada di Jakarta lagi, kamu harus mengunjungi aku.

If I see him again, I will hit him.
Jika aku melihat dia lagi, aku akan memukul dia.

If I ever see him again, I will hit him.
Jika aku suatu saat nanti melihat dia lagi, aku akan memukul dia.

2) Everyone, Everybody, Anyone, Anybody (siapa saja)

Saat “ever” digunakan dengan kata-kata ini, itu punya makna bahwa sesuatu hanya perlu terjadi satu kali saja.

Everyone who has been to Indonesia will know the word “nasi”.
Siapapun yang sudah ke Indonesia akan tahu kata “nasi”.

Everyone who has ever been to Indonesia will know the word “nasi”.
Siapapun yang setidaknya sudah satu kali ke Indonesia akan tahu kata “nasi”.

Anybody who has tried to learn English will know that English grammar can be difficult.
Siapapun yang sudah belajar bahasa Inggris akan tahu bahwa tata bahasa Inggris kadang-kadang sulit.

Anybody who has ever tried to learn English will know that English grammar can be difficult.
Siapapun yang setidaknya sudah satu kali belajar bahasa Inggris akan tahu bahwa tata bahasa Inggris kadang-kadang sulit.<

3) First Ever / Last Ever

First Ever dan Last Ever digunakan untuk menekankan bahwa sesuatu terjadi buat kali pertama dan kali terakhir.

The first ever Olympics took pace in 1896.
Pertama kalinya Olympics diselenggarakan pada tahun 1896.

The band are touring for their last ever concert.
Ban itu akan tur untuk kali terakhirnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *